2 Santriwati Ma’had Daarut Tahfizh Al Ikhlas Ikuti Syahadah 30 Juz, Mudir : awal Tahun ini sudah 8 santri yang mengikuti syahadah
Ma’had Daarut Tahfizh Al-Ikhlas (MDTI) menggelar syahadah 30 Juz Al Qur’an di dua lokasi yang berbeda yakni di Mahad Intensif Putri Ajuen Jeumpet dan Emperom, Banda Aceh (03/02/2022)
“Tahun ajaran 2022/2023, santri MDTI sudah 8 (delapan) orang yang telah mengikuti syahadah, baik santri putra dan putri”, jelas Mudir MDTI Ustad Zulfikar.
Dalam hal ini Ustad Zulfikar, M. Ag menyampaikan adapun 2 santriwati yang mengikuti syahadah pada hari seninl (24/01) yakni Afifah Azzuhra Hasan Binti Hendra yang sudah kelas 1 Madrasah Ibtidayah Terpadu (MAT) Daarut Tahfizh Al Ikhlas dan Nawal Syatila Binti Lukman Hakim juga kelas 1 MAT pada malam ini (03/02).
“Setiap perjuangan menghafal Qur’an bukan berarti hanya sekedar membaca dan mengingat saja, akan tetapi tingkat yang paling tinggi yakni menjaga (muraja’ah) hafalan serta mengamalkan isi kandungannya”, jelas Ustad Zul.
Disamping itu juga, Mudir MDTI juga berpesan apabila sudah menyelesaikan syahadah, maka tetap terus belajar dan jangan pernah berhenti untuk mempelajari ilmu Al-Qur’an
“Karena ilmu Al-Qur’an semakin kita pelajari semakin banyak tingkat kerahasiaan yang ada di dalam isi kandunganya”, ungkap Ust. Zul.
“Jadi tetaplah semangat dalam memperjuangkan Al-Qur’an, tidak ada kata cukup sampai nafas ini terhenti dengan sendirinya”, tutup beliau didalam sambutannya.
Wakil Mudir MDTI Ustad Satrya Andheki mengatakan ada beberapa santri/ti juga yang telah menyelesaikan hafalan 30 Juz Al Qur’an.
“Mereka juga sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti syahadah di Tahun 2022 ini”, kata Ust. Satrya.
Ust. Satria juga telah memberikan wejangan khusus untuk para tenaga pengajar agar senantiasa untuk mengontrol penuh santri-santri yang akan mengikuti syahadah.
Selaku Wadir MDTI, beliau juga memberikan apresiasi kepada para pengajar yang telah memberikan motivasi, ilmu serta waktu dalam menjaga serta membimbing para santri.
“Syukur kita kepada Allah SWT yang telah memberikan kita keluasan hati untuk selalu ikhlas dalam proses belajar dan mengajar ilmu Al-Qur’an tentunya”, kata Ustad Satrya
dalam akhir sambutan, Ustad yang sering dipanggil wadir ini berpesan kepada santri untuk tetap khidmat dan takzim kepada para guru, baik guru tahfidz bahkan guru pelajaran-pelajaran lainnya.
“Karena keberkahan keilmuan ini salah satunya yakni adab kepada guru-guru kita”, pesannya.
Beri Komentar